bimbel masuk ui | ptn

Bimbel Masuk UI

Masih Harus Ditingkatkan Kualitas Riset

bpUI - Inovasi dari bidang teknologi informasi di Indonesia kini banyak terserap oleh industri dan mampu dikomersialisasikan. Salah satu contohnya, aplikasi perangkat mobile buatan Indonesia yang mendapat tanggapan baik dari luar negeri.Namun, hal berbeda dialami oleh inovasi dari bidang sains. Hingga saat ini, banyak inovasi lahir dari kalangan remaja hingga peneliti tetapi tak banyak yang bisa dikomersialisasi.
Terkait dengan hal itu, Warsito Purwo Taruno, ilmuwan dan CEO EdWar Technology dalam Triple Helix Conference yang berlangsung di Bandung hingga Jumat (10/8/2012) hari ini mengatakan bahwa kualitas riset di Indonesia masih perlu ditingkatkan.
Menguraikan masalah riset sains di Indonesia, warsito berkomentar, "Dari sisi sains, banyak penelitian kita memang masih tarafnya meng-copy dari yang ada di luar. Apa yang ada di luar negeri, lalu kita bisa buat juga."
Menurut Warsito, memang terdapat breakthrough innovation yang dihasilkan oleh Indonesia tetapi belum banyak. Inovasi Indonesia banyak yang belum bisa menjawab tantangan untuk lebih murah, lebih cepat, dan lebih baik.
"Untuk bisa komersialisasi, tahap itu pun harus ditingkatkan," ungkap Warsito yang berhasil menemukan teknologi yang membantu mendeteksi dan menangani masalah kanker payudara.
Warsito mengatakan, pemerintah berperan besar untuk memacu riset agar lebih baik. Salah satu caranya adalah menghargai profesi peneliti serta mengembangkan kebijakan agar peneliti bisa melakukan riset secara bebas.
"Penelitian yang benar-benar breakthrough itu membutuhkan imajinasi yang tak terbatas. Jadi, peneliti harus free mind. Kalau itu tidak ada, saya yakin inovasi yang breakthrough tidak akan ada," katanya.
Warsito menjelaskan, penghargaan pada peneliti di Indonesia saat ini masih sangat rendah. Banyak peneliti masih harus berurusan dengan masalah dapur. Penghargaan pada intelektualitas peneliti juga masih rendah.